Quote
1

Saat kamu menari mengikuti alam semesta.
Saat kamu berlari mengikuti deburan ombak.
Saat kamu tersenyum dan mengijinkan pasir menyapamu.

Ini hanya sebagian kecil dari hidupmu.
Mungkin pada waktunya nanti, kamu juga tak akan ingat.
Mungkin juga ingatan manusiaku akan mengeleminasi kenangan ini.

Biarlah. Aku hanyalah manusia dengan keterbatasan.

Tapi kini. Selagi aku bisa…aku akan memejamkan mata dan menikmati senyummu diantara kilau alam semesta.

Gili’s first trip to Bali

20130827-181104.jpg20130827-181127.jpg20130827-181153.jpg20130827-181212.jpg20130827-181227.jpg20130827-181238.jpg20130827-181300.jpg20130827-181249.jpg20130827-181335.jpg20130827-181405.jpg20130827-181352.jpg20130827-181426.jpg20130827-181445.jpg

20130827-181530.jpg

20130827-181550.jpg

20130827-181607.jpg

20130827-181649.jpg

Quote
0

Aku paling senang lihat matahari pagi. Soalnya, papaku dewa matahari. Jadi bangga bisa liat papa bertugas menerangi dunia. Apalagi kalau mamaku berdiri di sampingnya. Papa terlihat makiiiin bersinar. Pengen deh ikut mama papa. Sayangnya, aku gak boleh ikut…soalnya takut terbakar sinar terik papa. Katanya, sebaiknya aku nunggu di kejauhan aja, sampai sinar papa udah tidak seterik sekarang.

Aku paling senang liat matahari pagi. Saat ayam mulai berkokok, aku berlari keluar dan melambaikan tanganku ke arah matahari. Silau sih…tapi pasti mama papa lihat.

Aku paling senang liat matahari pagi. Karena siapa tahu, pagi ini papa mama datang menjemputku.

Terinspirasi dari malaikat-malaikat kecil di Yayasan Sayap Ibu